BELAJAR BAHASA JAWA PRAKTIS: GUGON TUHON

Sabtu, 30 Maret 2013

GUGON TUHON

                                                                               Gugon Tuhon
 Gugon Tuhon adalah hal-hal yang tabu atau di tabukan oleh masyarakat jawa ( Pamali )


1. Aja nglungguhi bantal turu mundhak wudunen.
Artinya adalah sebuah larangan agar tidak menduduki bantal tidur. Dari segi etika jelas perilaku ini bisa dikatakan tidak sopan. Hal ini dikarenakan bantal adalah piranti yang  digunakan sebagai alas kepala ketika tidur, rasanya tidak pas jika digunakan untuk alas duduk (pantat) kecuali bantal khusus untuk alas duduk. Secara logika tak ada hubungan antara penyakit wudun (bisul) dengan duduk di atas bantal tidur. Namun hal ini diungkapkan seperti itu karena difungsikan sebagai alat pengendali sikap/larangan agar tidak duduk pada tempat yang bukan semestinya.

2. Aja ngidoni sumur, mundhak suwing.
Artinya adalah jangan meludahi sumur. Meludah pada sumur jelas merupakan perilaku yang menyimpang dari norma. Sumur merupakan sumber mata air yang digunakan untuk hidup sehari-hari misalnya minum, mandi dan sebagainya. Jika air sumur terkena ludah maka sumur terkesan menjijikkan dan kotor. Maka tidak sepantasnya sumur itu terkena kotoran apalagi dengan sengaja mengotorinya. Suwing (sumbing) tak ada hubungannya dengan akibat meludah pada sumur, namun hal ini merupakan larangan agar jangan meludah disembarang tempat apalagi pada sumur yang digunakan untuk minum dan sebagainya.

3. Aja mangan aneng tengah lawang, mundhak ora payu rabi.
Artinya jangan makan/minum di tengah pintu. Jelas disini bahwa pintu adalah jalan untuk keluar masuk, jika digunakan untuk duduk-duduk apalagi makan merupakan tindakan yang tidak semestinya. Yang jelas selain mengganggu jalan juga mengganggu pandangan. Rabi (nikah) secara logika tak ada hubungannya juga dengan makan/ duduk ditengah pintu. Namun dari segi etika mungkin juga hal ini terjadi, artinya orang yang mempunyai kebiasaan makan disembarang tempat apalagi ditengah pintu akan dinilai bahwa tindakan tersebut kurang sopan sehingga mengurangi daya tarik seseorang.

4. Aja nudingi kuburan mundhak thiker.
Artinya adalah sebuah larangan agar jangan menunjuk (nuding) makam. Makam merupakan tempat yang dianggap keramat dan suci, ketika masuk area pekuburan-pun alas kaki harus dicopot. Hal tersebut merupakan ajaran untuk menjaga / menghormati makam sebagai tempat peristirahatan terakhir manusia. Thiker artinya jari-jari tangan yang saling berkaitan, lengket dll.

5. Aja dolan ing wayah surup mundhak dipangan candhik ala.
Artinya agar anak-anak itu tidak keluar rumah di waktu matahari terbenam. Waktu matahari terbenam adalah waktu dimana pergantian dari siang menginjak malam. Pada waktu itulah manusia sibuk dengan urusan pribadinya seperti mandi, makan, dll.candhik ala artinya waktu sore. Jadi gugon tuhon tersebut bermaksud sebagai pengendali sikap, yaitu agar anak-anak tidak bermain di waktu sore (keluar rumah), karena waktu itu adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga bukan untuk bermain di luar rumah.

6. Aja nganti nugelake gandhik (uleg jamu) mundhak dadi pangane Bethara Kala.
Artinya jangan sampai mematahkan tumbuk jamu bisa dimangsa Bathara Kala. Penumbuk jamu biasanya terbuat dari batu yang lonjong yang sudah dihaluskan dan tidak mudah untuk membuatnya. Maka dimungkinkan gugon tuhon tersebut digunakan sebagai pengendali sikap, agar berhati-hati ketika memakai penumbuk tersebut, jangan sampai dengan sengaja / tidak sengaja mematahkan penumbuk tersebut.


Dan masih banyak lagi......................


6 komentar :